Jenis hewan melata ini sering dijumpai di berbagai tempat dari pedesaan sampai perkotaan. Sering ditemui kejadian ular masuk ke daerah pemukiman warga. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 350 lebih spesies  ular. Namun yang dikategorikan sebagai  ular  berbisa tinggi tidak lebih dari 20%.

Salah satu, jenis ular berbisa adalah ular hijau. Tapi tunggu dulu! Tidak semua ular hijau berbisa dan berbahaya. Khusus di Bali, ada 3 jenis ular berwarna hijau dan hanya satu jenis yang berbahaya bagi manusia, yaitu ular hijau ekor/buntut merah. Simak penjelasan berikut.

Ahaetulla prasine (Ular Pucuk)

Ahaetulla prasina adalah sejenis ular pohon bertubuh kecil dan ramping. Disebut juga ular pucuk karena bentuk tubuhnya yang menyerupai pucuktanaman yang panjang dan hijau cerah. Dalam Bahasa Inggris disebut dengan vine snakes atau Asian vine-snake.

Ular ini juga mirip dengan pucuk tanaman gadung (Dioscorea hispida), karena itu ular ini juga diberi nama ular gadung.

Identifikasi

Panjang tubuh ular gadung dapat mencapai hingga 2 m. Namun, yang sering ditemui panjangnya hanya kira-kira 1-2 m. Tubuhnya ramping, cocok untuk mejelajah di antara pepohonan. Kepala berbentuk runcing seperti anak panah. Mata berukuran agak besar dengan pupil mendatar (horizontal), seolah-olah sedang memejamkan mata.

Ahaetulla prasine (Ular Pucuk)jenis ular hijau di bali
Ahaetulla prasine (Ular Pucuk)

Ekor panjang dan berfungsi sebagai pencengkeram ranting, seperti halnya ular pohon lainnya. Tubuh bagian atas berwarna hijau daun atau hijau kelabu. Tepian sisik pada sisi badannya berwarna hitam, putih atau biru pucat.

Apabila merasa terancam/terganggu, ular ini akan melengkungkan lehernya sehingga membentuk seperti huruf S, lalu memipihkan lehernya. Pada saat tersebut, maka akan terlihat tepian sisik yang berwarna hitam, putih dan/atau biru pucat. Ular gadung melakukan hal tersebut untuk mengancam pengganggunya agar pergi menjauh.

Ular ini bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Meskipun merupakan hewan Arboreal (habitat pepohonan) tetapi sering juga ditemukan di tanah saat sedang mencari mangsa.

Bahaya bagi Manusia

Ular hijau ini TIDAK BERBAHAYA karena tidak memiliki bisa yang cukup kuat untuk membahayakan manusia. Makanan utamanya adalah kadal kecil sampai anak burung.

Gonyosoma oxycephalum (Ular Bajing)

Jenis ular hijau ini hidup dan berkelana di pepohonan. Sering disebut ular bajing karena ular ini sering ditemukan memangsa bajing dan tupai pohon, selain tikus sebagai makanan utamanya. Dalam Bahasa Inggris disebut dengan Green Racer

Identifikasi

Panjang tubuh ular bajing mencapai 2,1 meter. Tubuh bagian atas berwarna hijau terang menyerupai dedaunan yang subur. Lidah berwarna kebiruan dan terdapat corak hitam di belakang mata. Ekornya berwarna kecokelatan.

ular bajing
Gonyosoma oxycephalum (Ular Bajing)

Ular bajing aktif pada siang hari dan berkelana di atas pohon. Ular ini dapat ditemukan di dataran rendah hingga ketinggian 1.100 mdpl. Seperti ular tikus lainnya, tikus adalah makanan utama ular bajing. Selain tikus, ular ini juga memangsa kelelawar, burung, dan kadal. Ular ini membunuh mangsanya dengan cara membelitnya. Jika diganggu, ular ini akan memipihkan lehernya dan menjulur-julurkan lidahnya.

Bahaya bagi Manusia

Ular ini tidak memiliki bisa. Jadi, TIDAK BERBAHAYA bagi manusia

Baca juga: Cara Mengusir Ular dari Rumah Secara Efektif

Trimeresurus insularis (Ular Hijau Ekor Merah)

Ular ini merupakan salah satu spesies Ular Beludak yang memiliki bisa tidak terlalu kuat dibandingkan yang lainnya, jika dibandingkan kekuatannya kurang lebih setara dengan Trimeresurus albolabris karena kerabatan mereka yang dekat. Dalam Bahasa Inggris disebut dengan Sunda Pit Viper

Identifikasi

Trimeresurus Insularis adalah subspesies pit viper asli Indonesia. Ular  dewasa panjangnya mencapai 93 cm. Tubuh bagian atas ular ini biasanya hijau terang, kadang-kadang zaitun atau biru, dengan belang-belang gelap.

Trimeresurus insularis (Ular Hijau Ekor Merah)
Trimeresurus insularis (Ular Hijau Ekor Merah)

Ukuran kepala jauh lebih besar dari leher berbentuk segitiga meruncing dengan EKOR  WARNA MERAH. Bagian bawah badan hijau-kekuningan, putih-kehijauan atau biru muda. Mata berwarna coklat atau merah.

Ular ini menghuni hutan pada ketinggian hingga 880 mdpl. Aktif pada malam hari, terutama ditemukan di pohon hingga ketinggian 15m di atas tanah. Memangsa pada kodok, tikus, cicak dan kadal.

Selain ular hijau yang berwarna hijau terang di Bali, terdapat juga variasi spesies yang berwarna kuning dan biru. Varian warna kuning banyak ditemukan di daerah NTT dan Maluku . Varian warna biru banyak diburu kolektor dan tersebar di daerah NTB dan NTT.

Bahaya bagi Manusia

Trimeresurus Insularis masuk kedalam salah satu ular BERBISA TINGGI yang memiliki kandungan bisa Hemotoxin. Kandungan bisa yang sangat kuat dan menyerang sel darah. Ular ini belum ada antibisanya di Indonesia.

Jika tergigit ular ini, korban biasanya akan mengalami rasa sakit yang hebat. Pembengkakan, terasa panas di area gigitan, melepuh, bahkan kerusakan jaringan pada area gigitan.

Rasa kaku dan nyeri yang meluas perlahan-lahan ke seluruh bagian anggota yang tergigit. Kendati punya bisa yang cukup berbahaya, namun jarang hingga menyebabkan kematian.

Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang menyebabkan gigitan ular menjadi berbahaya.

Yang pertama adalah kandungan bisa dari ular tersebut. Untuk ular hijau berekor merah ini tergolong berbisa tinggi.

Faktor kedua adalah volume bisa yang masuk ke dalam tubuh, dan Faktor ketiga adalah penanganan, baik penanganan yang salah atau keterlambatan dalam penanganan.

Penanganan Gigitan Ular Ular Hijau Ekor Merah

Jika seseorang tergigit ular apapun yang pertama dilakukan adalah tetap tenang. Kemudian lakukan pertolongan pertama pada gigitan. karena karena jika pertolongan ini salah atau terlambat, maka pertolongan lanjutannya akan mendapatkan kesulitan.

Pertahankan tidak ada kontraksi atau gerakan di sekitar gigitan agar bisa ular tidak menyebar atau disebut fase lokal. Pada fase lokal ini belum memerlukan antibisa.

Banyak menganggap bahwa bisa ular mengalir lewat darah, tetapi sebenarnya bisa mengalir lewat kelenjar getah bening. Bisa di kelenjar getah bening akan menyebar kalau ada kontraksi otot. Jadi kalau kita gerakkan bisanya akan menyebar. Di sini yang terjadi fase penyebaran/sistemik/perusakan.

Bawalah segera korban ke fasilitas kesehatan terdekat. Di sana biasanya tidak diberi anti bisa atau pertolongan lanjutan seperti pemberian anti nyeri atau anti bengkak.

Demikianlah penjelasan tentang jenis ular hijau di Bali dan semoga membantu.

Sumber: ariastra.my.id