Jawaban Ahli untuk Pertanyaan Seputar Pengendalian Rayap
Rayap pada habitat alaminya berperan sebagai dekomposer. Nah, ketika habitat rayap berubah menjadi pemukiman , di sanalah rayap menjadi hama. Bahkan hama yang dapat menyebabkan kerugian besar.
Menurut data terbaru ASPPHAMI kerugian ekonomis akibat rayap di Indonesia mencapai Rp 2,8 Triliun setiap tahunnya. Kondisi iklim dan tanah di Indonesia sangat mendukung kehidupan rayap. Hampir 70% wilayah di Indonesia berpotensi terhadap serangan rayap.
Berdasarkan penelitian, terdapat sekitar 200 spesies rayap di Indonesia. Hanya 2 jenis yang menyerang bangunan dan menimbulkan kerugian besar, yaitu rayap tanah (Coptotermes gestroi) dan rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus).
Coptotermes gestroi merupakan spesies rayap tanah (subterranean termites) paling
umum ditemukan di daerah pemukiman dan biasanya bersarang jauh di bawah tanah.
Sebenarnya, banyak tanda-tanda serangan rayap seperti kerusakan pada kayu, muncul jalur pada dinding. Sebagian orang baru menyadari serangan rayap ketika melihat banyak laron berterbangan Berikut 5 tanda umum serangan rayap.
- Sayap laron bertebaran
- Kerusakan pada kayu
- Jalur tanah pada dinding
- Cat tidak rata atau rergelembung
- Kotoran rayap
Selengkapnya bisa dilihat pada artikel 5 Tanda Serangan Rayap
Untuk serangan rayap pada kayu yang jauh dari struktur bangunan seperti meja, lemari atau perabotan yang terbuat dari kayu lainnya bisa dilakukan sendiri dengan insektisida yang banyak dijual di pasaran. Tapi untuk serangan rayap yang menyerang struktur bangunan sangat sulit dilakukan sendiri.
Menanggulangi serangan rayap yang menyerang struktur rumah membutuhkan keahlian khusus. Pengetahuan tentang konstruksi bangunan diperlukan untuk mengidentifikasi area kritis yang kemungkinan besar akan dimasuki rayap.
Banyak potensi titik sebagai jalan masuk rayap tersembunyi dan sulit diakses. Pengendalian rayap juga menggunakan peralatan khusus seperti bor beton yang kuat, tangki injeksi berkapasitas besar, dan batang logam injektor untuk menginjeksi cairan ke dalam tanah.
Dengan kata lain, treatment pencegahan dan penanggulangan rayap adalah pekerjaan bagi para profesional.
Rayap menyerang rumah kita untuk makan. Jadi, cara terbaik untuk mencegah serangan rayap adalah mengurangi makanan rayap. Dengan kata lain, mengurangi pemakain kayu sebagai struktur bangunan, misal menggunakan struktur baja ringan sebagai pengganti struktur kayu pada atap bangunan. Menggunakan kusen beton atau aluminium.
Kalau memang harus menggunakan kayu, pilih kayu yang tahan terhadap rayap (kayu kelas awet I dan II). Sayang jenis kayu ini harganya relatif mahal. Pilihan berikutnya gunakan kayu yang telah melalui proses pengawetan. Standar pengawetan kayu di Indonesia dapat dipelajari di sini.
Selain itu, bisa dengan mengeliminasi kondisi yang disukai rayap dengan cara sebagai berikut:
- Menghindari kontak struktur bangunan dari kayu dengan tanah atau tanaman, seperti pohon maupun tanaman liar.
- Bersihkan sisa potongan kayu pasca pembangunan. Sisa-sisa potongan kayu ini menjadi daya tarik datangnya rayap tanah.
- Menutup retakan pada dinding.
- Memperbaiki keramik atau pipa yang rusak.
- Kurangi kelembapan dengan memasang ventilasi yang cukup dan baik, karena rayap suka lingkungan lembab dan hangat.
- Jangan biarkan genangan air terlalu lama.
- Melakukan inspeksi kondisi rumah maupun furniture secara rutin.
Di Indonesia, standar pencegahan dan penanggulangan serangan rayap pada rumah dan gedung diatur pada SNI 2404: 2015 dan SNI 2405: 2015. Untuk memilih perusahaan pengendalian hama yang tepat perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Memiliki sertifikat atau izin dari Departemen Kesehatan RI
- Berbadan hukum (Perusahaan berbentuk CV atau PT)
- Menjadi anggota ASPPHAMI – Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia.
- Alamat perusahaan jelas.
- Bahan kimia yang digunakan sudah mendapat izin dari komisi pestisida Indonesia (Kompes)
- Bergaransi 5 tahun untuk treatment pra-konstruksi dan 3 tahun untuk pasca konstruksi.
Ecoforpest telah memenuhi semua persyaratan di atas.