Cara membasmi kutu loncat, bisa jadi pertanyaan yang agaknya jarang untuk dipertanyakan. Terkecuali, oleh kalangan orang-orang para petani jeruk. Karena biasanya bagi para petani jeruklah, keberadaan kutu loncat itu bisa jadi hama yang harus membuat waspada. Maksudnya itu seperti apa dan bagaimana? Tenang, pastikan anda baca artikel ini sampai selesai, jika anda penasaran. Oke?
Apa Itu Kutu Loncat?
Sebelum anda mengetahui, cara membasmi kutu loncat yang benar itu bagaimana. Akan jauh lebih baik, anda mengetahui terlebih dahulu kalau kutu loncat itu apa. Berikut, poin-poin pembahasannya:
Termasuk Kedalam Jenis Serangga
Walaupun sering disebut dengan nama kutu loncat, bukan berarti kutu loncat itu adalah kutu yang selalu melompat. Bukan, bukan itu yang benar, karena faktanya, kutu loncat ini termasuk kedalam jenis serangga. Tentu, ada hal yang menjadi pembeda antara kutu loncat dengan serangga pada umumnya. Salah satunya, saat kutu loncat makan, itu bisa membentuk layaknya sudut 30 derajat.
Bertahan Hidup dengan Makan Cairan
Eh, hati-hati, cairan yang dimaksudkan disini bukan air kemasan. Melainkan, cairan yang terkandung pada batang dan daun tanaman jeruk. Kenapa harus tanaman jeruk? Ya, karena, bagaimana, dari sekian banyak informasi yang berhasil dikumpulkan. Keberadaan kutu loncat selalu dikaitkan dengan tanaman jeruk. Jadi, bisa disimpulkan, kalau kutu loncat memang “tempatnya” disana. Masuk akal?
Dapat Ditemukan Pada Tunas Daun
Iya, serius. Kutu loncat tidak seperti hama-hama pada umumnya, yang biasanya menyerang bagian buah suatu tanaman. Karena, serangga kecil yang satu ini, lebih mengincar bagian tunas daun dan ujung batang. Dengan begitu, secara tidak langsung, maka anda bisa menemukan kutu loncat di dua bagian tersebut. Ya, gimana tidak ditemukan, orang disana tempat mereka makan. Betul apa betul?
Jadi Hama Karena Bisa Bawa Penyakit
Ini nih, alasan kenapa kutu loncat bisa disebut sebagai hama yang patut membuat waspada. Karena, walaupun ukurannya kecil, kutu loncat bisa membantu penyebaran bakteri Candidatus Liberibacter. Tidak main-main, bakteri ini bisa menyebabkan penyakit CVPD. Yang mana, ini awalnya ada pada kutu loncat, kemudian bisa langsung tersebar ke tanaman yang cairannya dihisap oleh kutu loncat.
Hah, bagaimana itu maksudnya. Apakah ada penjelasan lebih lengkapnya?
Tentu saja, ada. Silahkan geser ke arah bawah, untuk anda mendapatkan semuanya. Siap?
Identifikasi Kutu Loncat
Apapun cara membasmi kutu loncat, tidak akan bisa berjalan maksimal. Jika anda belum mengerti betul, tahapan-tahapan perkembangan kutu loncat. Tidak bisa langsung percaya begitu saja? Bagus. Silahkan baca poin-poin dibawah ini, untuk jadi bahan mempertimbangkan itu benar atau tidaknya.
Tahap 1 : Berawal Dari Betina Dewasa
Jika suasana lahan panas, butuh waktu 16-18 hari untuk telur-telur kutu loncat jadi dewasa. Dan pada saat kutu loncat betina sudah dewasa, dia bisa menghasilkan 500-800 telur selama masa hidupnya. Iya, lima ratus sampai delapan ratus telur, anda tidak salah baca. Banyak sekali bukan? Bahkan jika dikelompokkan, Kutu loncat betina ini bisa menghasilkan 9-10 generasi per tahunnya.
Tahap 2 : Penyimpanan Telur-Telur
Proses penyimpanan telur-telur ini, dilakukan langsung oleh para kutu loncat betina. Iya, betul, jadinya, setelah telur-telur ada bisa langsung disimpan. Disimpannya dimana? Untuk kutu loncat sendiri, biasanya lebih tertarik menyimpan telur-telur mereka itu di tunas-tunas muda. Sehingga, pertumbuhan tanaman tunas muda tersebut, bisa mempengaruhi juga pada perkembangannya.
Misal, rata-rata untuk di Indonesia periode pertunasan itu bisa 2-5 kali per tahun. Tentu, angka ini berbeda-beda tergantung dengan curah hujan pengairan masing-masing lahan. Dan pada saat ada kutu loncat, yang hidup lebih awal saat periode pertunasan. Biasanya, kutu loncat tersebut bisa lebih infektif dalam menularkan bakteri yang bisa jadi penyebab CVPD tersebut pada tunas-tunas baru.
Tahap 3 : Mulai Muncul Gejala
Pada saat tanaman jeruk sudah terserang oleh kutu loncat, biasanya akan menimbulkan beberapa gejala. Pertama, tunas-tunas muda yang awalnya segar menjadi keriting dan pertumbuhannya jadi sangat lambat. Bahkan, jika di tahap ini masih belum diatasi, tunas muda yang diserang kutu loncat tersebut. Kemungkinan besar, perlahan-lahan bisa mati, karena sudah kering secara keseluruhan.
Kedua, munculnya sekresi warna putih transparan berbentuk spiral pada tanaman jeruk. Masih asing dengan istilah sekresi? Sekresi itu sekilas mirip dengan sarang laba-laba, tapi ukurannya lebih kecil dan bening. Biasanya sekresi ini hadir karena “dampak” dari suatu kegiatan hama, salah satunya kutu loncat. Untuk tempat sekresi kutu loncat sendiri, biasanya di atas permukaan daun atau tunas.
Nah, bagaimana 3 tahapan identifikasi kutu loncat diatas. Apakah cukup bisa memberikan gambaran tentang, bahanyanya kutu loncat itu seperti apa dan bagaimana? Eh, hati-hati, jangan dulu tutup artikel ini. Karena ada satu pembahasan yang tidak kalah penting, untuk anda ketahui. Yaitu tentang cara membasmi kutu loncat. Satu informasi penting ini kan, yang sedari tadi anda nanti-nati?
Jadi yuk, silahkan geser kembali ke arah bawah. Untuk mendapatkan apa yang anda inginkan.
Cara Membasmi Kutu Loncat
Kabar buruknya, cara membasmi kutu loncat saat ini hanya bisa bisa cukup efektif dengan menggunakan insektisida. Dengan bahan aktif yang beragam, mulai dari Sipermetrin, Profenofos, Alfametrin, Dimethoate, dll. Dan berikut, tiga cara mengaplikasikan insektisida tersebut:
Dengan Teknik Tiametoksam
Tiametoksam, merupakan sebutan untuk cara mengaplikasikan insektisida. Langsung ke tanah, tanpa dilakukan proses pengenceran terlebih dahulu. Iya, tepat, maksudnya, cairan insektisida yang nanti akan digunakan, ya, langsung disiramkan saja ke tanah yang sudah ada tunas tanaman jeruk. Yang sekira-kiranya, sudah ada keberadaan kutu loncatnya. Mudah sekali bukan teknik yang pertama ini?
Dengan Teknik Imidakloprid
Teknik ini, biasanya bisa disebut juga dengan cara saputan batang. Kenapa bisa disebut seperti itu? Ya, karena pada proses pengaplikasikan insektisida dengan cara ini nantinya. Cairan insektisida itu, akan dioleskan ke batang tanaman dengan jarak tinggi sekitar 10-20 cm di atas bidang tanah. Untuk hasil yang maksimal, bisa diiringi dengan penyiraman air agar bisa lebih cepat dalam pendistribusian.
Dengan Teknik Penyemprotan Daun
Sesuai dengan namanya, teknik penyemprotan daun berarti. Cara mengaplikasikan insektisida dengan bantuan alat semprot dan air, untuk langsung diarahkan cairannya ke daun-daun tanaman jeruk. Tentu, penyemprotan daun ini dilakukan hanya untuk tanaman-tanaman jeruk yang sekiranya ada kutu loncatnya. Kalau memang tidak ada, ya, jangan disiram, bisa buang-buang insektisida nanti.
Oh iya, hampir aja lupa, dalam proses cara membasmi kutu loncat sendiri. Biasanya dimulai dengan pengamatan terlebih dahulu, tidak langsung mengaplikasikan insektisida. Pengamatan ini tujuannya apa? Ya, untuk melihat tanaman tunas muda mana, yang sudah terkena serangan kutu tentunya. Jika ada satu tanaman yang sudah menimbulkan gejala, maka bisa sesegera mungkin untuk dikendalikan.
Apa itu kutu loncat, sudah dibahas. Identifikasi kutu loncat, sudah dibahas juga. Cara membasmi kutu loncat, juga sudah dibahas. Artikel ini super duper lengkap bukan? Setuju?
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Diaphorina_citri
https://id.wikipedia.org/wiki/Kutu_loncat
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/pengenalan-dan-pengendalian-hama-kutu-loncat-jeruk-cvpd/