Tikus adalah hama rumah yang mengganggu dan berbahaya. Bagaimana tidak, selain merusak bahan makanan dan furnitur rumah, tikus juga membuat rumah kotor dan bisa menyebarkan penyakit berbahaya. Apa saja bahaya tikus dan bagaimana cara mengendalikannya agar tidak mengganggu kehidupan Anda di rumah? Simak uraian di bawah ini!
Jenis Penyakit yang Dibawa Tikus
Tikus merupakan penyebar berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit, mulai dari penyakit yang mudah disembuhkan, sampai penyakit yang dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani dengan serius. Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa ditularkan melalui tikus.
1. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)
Penyakit HPSadalah penyakit pernafasan serius yang disebabkan oleh Hantavirus. Infeksi virus ini adalah salah satu zoonosis yang ditularkan oleh hewan pengerat, salah satunya adalah tikus. Penyakit ini ditemukan pertama kali sekitar tahun 1951-1954 dan pertama kali diisolasi pada tahun 1976.
Sempat heboh di awal pandemi virus korona, gejala HPS memang sedikit mirip dengan COVID-19. Dimulai dengan gejala demam, kemudian muncul bintik pendarahan pada muka. Selanjutnya, pengidap dapat mengalami gejala sakit kepala, hipotensi, sedikit buang air kecil, hingga sering buang air kecil. Pada akhirnya, HPS akan menyebabkan kelainan ginjal dan paru-paru hingga kematian.
2. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis banyak dibicarakan ketika musibah banjir melanda. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang tersebar melalui paparan air atau tanah yang terkontaaminasi urin atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut. Bakteri ini cukup berbahaya karena dapat bertahan hidup di dalam ginjal hewan yang terinfeksi.
Gejala penyakit leptospirosis tidak langsung muncul saat pasien terkontaminasi. Beberapa kasus menunjukkan gejala penyakit muncul tiba-tiba setelah pengidap melewati masa inkubasi sekitar 10 hari. Beberapa gejala penyakit Leptospirosis adalah: demam tinggi hingga mengigil, nyeri kepala dan otot, sakit tenggorokan, mata merah, kulit menguning, mual hingga muntah, dan diare.
3. Lymphocytic Choriomeningitis (LCM)
Penyakit Lymphocytic Choriomeningitis adalah jenis infeksi yang disebabkan oleh lymphocytic choriomeningitis virus (LCMV) yang dibawa oleh tikus rumah. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah yang terserang hama tikus.
LCMV menyebabkan penyakit neurologis yang gejalanya muncul 8-13 hari setelah virus menyerang. Gejala awalnya dapat berupa demam, kurang napsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah. Jika tidak langsung ditangani, penyakit tersebut akan masuk ke fase kedua yang gejalanya meliputi meningitis (demam dan sakit kepala), ensefalitis (peradangan parenkim otak), dan meningoensefalitis (peradangan otak dan meningen). Penyakit ini sangat berbahaya terutama bila menyerang wanita hamil karena LCMV dapat menular ke janin yang dikandung.
4. Rat-Bite Fever (RBF)
Seperti namanya, rat-bite fever atau demam gigitan tikus adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh bakteri yang disebarkan tikus melalui urin atau lendirnya. Bakteri penyebab penyakit ini juga dapat menginfeksi melalui gigitan tikus langsung pada kulit. Terdapat dua bakteri yang menyebabkan RBF yaitu Spirillum minus dan Streptobacillus moniliformis.
RBF dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati. Gejala awalnya berupa muntah, demam, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, bengkak pada bekas gigitan, dan ruam pada badan. Kondisi berbahaya yang dapat terjadi setelah gejawa awal adalah meningitis, hepatitis, dan inflamasi di otot jantung.
5. Salmonellosis
Penyakit Salmonellosis adalah infeksi saluran usus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella. Penyakit ini menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri sehingga sangat berkaitan dengan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Gejala Salmonellosis terlihat 8-72 jam setelah bakteri masuk dan menginfeksi usus. Gejalanya antara lain diare, demam hingga menggigil, keram perut, sakit kepala, dan terdapat darah dalam tinja.
6. Murine Typhus
Tifus murine disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi yang hidup secara ektoparasit pada tubuh tikus. Penularannya dapat terjadi melalui gigitan atau inhalasi tikus yang terinfeksi bateri tersebut.
Gejala umum yang muncul pada penderita tifus murine adalah demam, sakit kepala, dan ruam pada kulit. Jika tidak segera ditangani, pengidap dapat mengalami komplikasi seperti pneumontitis, hepatitis, dan gagal ginjal.
7. Tularemia
Penyakit tularemia dikenal juga sebagai rabbit fever. Penyebabnya adalah bakteri Francisella tularensis yang menyebar melalui hewan pengerat seperti kelinci dan tikus. Selain itu, bakteri ini juga menyerang burung, domba, anjing, dan kucing. Meski begitu, penyakit ini tidak menular antar manusia.
Tularemia agak sulit didiagnosis karena kasusnya tidak banyak. Gejala penyakitnya juga lumayan bervariasi. Gejala yang dapat dialami ketika terserang tularemia adalah demam tinggi hingga 40℃, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, muntah dan diare, dan pneumonia.
Cara Mengidentifikasi Serangan Tikus
Agar dapat menghindari penyakit-penyakit yang di bawa oleh tikus, Anda harus memastikan bahwa rumah Anda terbebas dari hewan pengerat tersebut. Di bawah ini adalah hal-hal yang dapat Anda perhatikan untuk mengidentifikasi jenis tikus dan tanda-tanda serangan tikus di rumah.
3 Jenis Tikus yang Menjadi Hama Pemukiman di Indonesia
Tikus Got (Rattus norvegicus)
Tikus dewasa memiliki panjang tubuh 180-250 mm. Mereka memiliki ekor dengan panjang 160-210 mm; sedikit lebih pendek dari ukuran tubuhnya. Kotorannya dapat digunakan untuk tujuan idektifikasi, kotoran mereka berbentuk seperti biji zaitun, diujungnya terdapat titik dan panjangnya sekitar 20 mm. Tubuh bagian atas berwarna coklat dengan warna putih kekuningan di bagian bawahnya.
Mereka sering ditemukan di luar ruangan, terutama di gorong-gorong, saluran air, dan tempat pembuangan sampat. Mereka juga akan naik ke bangunan dan dinding ketika sumber makanan tidak lagi tersedia.
Tikus Atap (Rattus tiomanicus)
Tikus dewasa memiliki panjang tubuh 180-230 dengan panjang ekor lebih panjang dari tubuhnya yaitu 180-240 mm. Bobot tubuh mereka yaitu 120-300 g. Kotoran dapat digunakan untuk identifikasi; dengan ukuran panjang kotoran 13 mm dan dengan titik cerah diujungnya.
Hewan pengerat ini meskipun disebut tikus hitam, biasanya berwarna hitam kecoklatan dengan warna lebih terang dibagian bawah tubuhnya.
Mereka memiliki gigi seri yang tumbuh sekitar 4 inci per tahun. Tikus mengontrol gigi insisivus mereka dengan mengunyah bahan makanan terus menerus sampai menyebabkan kerusakan yang luas. Mereka akan mengunyah apa pun yang sepanjang jalan yang mereka lewati dan menyebabkan kerusakan yang cukup besar.
Mereka juga sering membuang air kecil dan menghasilkan kotoran, mencemari segala sesuatu yang kontak dengan mereka saat melintas. Tikus atap hidup lebih lama dari pada tikus got
Tikus Rumah (Rattus rattus diardii)
Ketika dewasa memiliki panjang tubuh 60-90 mm. Mereka memiliki ekor dengan panjang 80-100 mm dan berat 15-33 g. Kotorannya dapat digunakan untuk tujuan identifikasi, kotoran mereka berbentuk seperti butiran beras dan panjangnya sekitar 3-6 mm.
Tikus tidak pernah berpindah terlalu jauh dari sarang mereka dan selalu menggunakan rute yang sama ketika berjalan, selalu menavigasi di sekitar tepi ruangan. Mereka meninggalkan urin sebagai tanda yang dapat dilihat.
6 Tanda Serangan Tikus di Rumah
Setelah memahami jenis tikus yang umum menjadi hama pemukiman di Indonesia berikut merupkan 6 tanda umum serangan tikus yang bisa dengan mudah anda amati.
1. Kotoran Tikus
Bisa ditemukan di area yang sering dilewati atau di sekitar tikus bersarang. Kotoran tikus pada umumnya berwarna cokelat gelap runcing, menggulung seperti beras dengan panjang sekitar 9-14 mm. Karena tikus adalah hewan omnivora, kotoran yang dihasilkannya lumayan banyak sehingga cukup mudah diidentifikasi.
2. Tanda Bekas Gigitan
Karena gigi tikus tumbuh terus-menerus, mereka perlu mengasah giginya dengan cara mengunyah benda-benda yang cukup keras. Bentuk bekas gigitan tikus cukup khas terlihat pada robekan bungkus makanan, kotak plastik, dan ujung-ujung furnitur.
3. Bau Tidak Sedap
Beberapa jenis tikus memiliki bau khas yang sengaja mereka keluarkan agar dapat berkomunikasi dengan tikus lain atau untuk menunjukkan bahaya yang mengancam. Bau tersebut bisa sangat menyengat sehingga memudahkan Anda untuk mendeteksi sarang tikus di rumah.
4. Jejak Tikus
Jejak kaki tikus terkadang sangat kecil sehingga agak sulit dilihat. Tapi bila rumah Anda diserang tikus got, terkadang kaki tikus yang kotor dapat meninggalkan jejak yang cukup jelas di lantai rumah. Anda juga bisa mengakali jejak tikus dengan menaburkan tepung terigu pada malam hari. Jika di pagi hari Anda melihat jejak tikus pada daerah yang anda taburkan tepung, maka sudah pasti ada tikus di rumah Anda.
5. Sarang Tikus
Jika Anda bisa mengikuti bau dan jejak tikus di rumah Anda, cobalah untuk cek tempat-tempat tertutup yang hangat dan lembab. Jika disana banyak serbuk kayu atau serpihan, ada bau tak sedap, dan terlihat kotoran tikus, maka tempat tersebut telah menjadi sarang bagi tikus di rumah Anda.
6. Suara Tikus
Bila ada tikus di rumah Anda, pasti Anda bisa mendengar suara decitan atau suara cakaran pada furnitur rumah Anda. Suara ini biasanya terdengar pada malam hari karena tikus adalah makhluk nokturnal.
Cara Mengendalikan Tikus
Setelah dapat mengidentifikasi apakah ada tikus di rumah atau tidak, Anda dapat mulai mengatur strategi untuk mengendalikan tikus. Beberapa cara untuk mengendalikan tikus di rumah kami uraikan pada penjelasan berikut ini.
Mengeliminasi Sumber Makanan, Air, dan Tempat Bersarang
Cara terampuh untuk mengendalikan tikus adalah dengan menjauhkan tikus tersebut dari tempat yang mungkin menjadi sarang atau sasaran makanan mereka. Tikus sangat menyukai tempat yang hangat, lembab, dan tersembunyi. Selain itu, mereka akan membuat sarang di dekat sumber makanan dan air yang bisa mereka konsumsi.
Karena itu, menghilangkan faktor-faktor yang mengundang tikus adalah cara utama yang bisa digunakan untuk mengendalikan tikus. Bersihkanlah rumah Anda dengan rajin serta cek juga bagian-bagian rumah yang tidak sering digunakan seperti loteng, ataupun bagian rumah yang tertutup.
Membuat Jebakan atau Perangkap
Cara umum untuk mengendalikan tikus yang masuk ke rumah adalah menggunakan perangkap tikus. Anda dapat menggunakan lem tikus atau menggunakan perangkap yang terbuat dari besi.
Baca juga: Cara Menangkap Tikus yang Ampuh dan Mudah Dilakukan
Untuk dapat menjebak tikus ke dalam perangkap, taruh umpan berupa makanan dengan bau yang cukup kuat karena indera penciuman tikus lebih kuat dibandingkan pengelihatannya. Kemudian, letakkan perangkap di sudut rumah yang paling sering dilewati tikus. Jika sudah tertangkap, buang tikus tersebut ke tempat yang jauh dari rumah Anda. Pastikan Anda menggunakan sarung tangan dan masker agar tidak tertular penyakit yang dibawa tikus yang Anda tangkap.
Baca juga: Jangan Lakukan 8 Kesalahan dalam Membuat Perangkap Tikus Ini!
Menggunakan Musuh Alami
Pemanfaatan musuh alami dapat Anda gunakan untuk mengendalikan tikus di rumah. Musuh alami tikus adalah kucing, jangkrik, burung hantu, dan ular. Untuk ukuran rumah, sepertinya yang paling memungkinkan adalah memelihara kucing agar tikus tidak berani muncul di rumah. Namun, ada cara lain yang dapat Anda gunakan, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan alami.
Beberapa bahan alami yang dapat mengendalikan tikus di rumah adalah buah atau rempah yang memiliki bau menyengat dan tidak disukai tikus. Beberapa bau yang tidak disukai tikus adalah lada bubuk, kulit durian, daun salam, daun sirsak, bubuk kopi, kantung teh bekas, cengkeh, baking soda, dan kulit jengkol. Cara penggunaannya adalah dengan menyebarkan bahan-bahan tersebut di dekat sarang tikus atau di sekitar area yang sering dilalui tikus sehingga mereka tidak berani mendekati area tersebut kembali.
Menggunakan Racun
Penggunaan racun tikus cukup efektif karena aromanya sangat kuat dan dapat menarik tikus mendekati racun kemudian tikus akan mati di sekitarnya. Sama seperti penggunaan perangkap tikus, Anda dapat menaruh racun tikus di tempat-tempat yang sering di lewati tikus di rumah.
Meski begitu, penggunaan racun tikus perlu dipertimbangkan karena terkadang tikus tidak langsung mati di tempat setelah terkena racun. Tikus akan pergi menjauh dan mencari tempat untuk kemudian benar-benar mati tergeletak. Bahkan, tikus yang terkena racun bisa mati di tempat-tempat yang tidak terlihat dan sulit dijangkau sehingga bangkainya baru diketahui setelah muncul bau busuk dari bangkai tikus. Karena itu, Anda harus mempertimbangkan matang-matang bila akan menggunakan racun tikus.
Baca juga: Cara Mengusir Tikus Curut yang Efektif Mudah Dilakukan
Setelah mengetahui bahaya tikus dan cara pengendaliannya, pastikan Anda rajin mengecek dan membersihkan daerah rumah Anda untuk memastikan tikus tidak menyerang tempat tinggal Anda. Semoga artikel ini bermanfaat untuk dapat Anda praktikan di rumah.